![]() |
Foto di mahkota gereja |
Saya terusik saat nonton film Ada Apa dengan Cinta 2 (AADC2) di mana Rangga (Nicholas Saputra) dan Cinta (Dian Sastrowardoyo) melepas rindu di Gereja Ayam di Dusun Gombong, Desa Kembang Limus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Saya pun berniat untuk mengunjugi lokasi itu yang tak jauh dari kota asal saya, Magelang.
Menjelang Lebaran 2016, tepatnya Senin, 4 Juli pukul 06:00
WIB saya sudah tiba di lokasi. Tak jauh dari tempat tinggal ortu, sekitar 25
km. Lokasi gereja berada 200 meter dengan jalan menanjak. Yah, ibarat naik
gunung. Namun jalan menuju Rumah Doa sudah diplester. Menebus tiket Rp10.000
per orang, kami (saya, istri dan 2 anak) naik ke Bukit Rhema. Setelah sedikit
ngos-ngosan, sampailah di atas. Ehhhh......nongol mobil Taft disusul Feroza.
Ternyata itu mobil angkutan dari parkir menuju lokasi. Tarif hanya Rp7.000 per
orang.
Keinginan melihat sunrise kandas karena mentari sudah
bersinar terang benderang. Saya mengambil foto Gereja Ayam, yang sejatinya
adalah Rumah Doa Merpati, sebelum masuk ke bangunan. Saya khawatir panas matahari
akan mengurangi kualitas foto.
Gereja Ayam di Magelang |
Sebagai rumah doa untuk semua umat beragama, pengunjung
boleh mengejar cinta Illahi di bangunan ini. Jadi, tak harus seperti Rangga
yang memburu cinta dari gadis pujaanya yang kebetulan bernama CINTA.
Saya masuk ke lorong basement. Terdapat ruang-ruang kecil
dengan bentuk tak beraturan. Penerangan melalui jendela dan lampu seadanya.
Konon, ruang bawah tanah ini digunakan sebagai tempat rehabilitasi bagi mereka
yang berbeban berat (orang stres, ketergantungan narkoba, kenakalan remaja,
korban kekerasan).
Aula gereja |
Memasuki aula gereja, pemandangan berbeda dengan foto-foto
yang beredar di website. Kini, aula sudah rapi dengan keramik utuh. Tak ada
coretan-coretan anak alay yang mengungkap cinta atau mengharapkan uluran kasih.
Panjang aula sekitar 20, dan lebar 12m (hanya kira-kira yah). Atap bangunan
berbentuk melengkung. Inilah badan merpati.
Di sisi kiri kanan aula dekat tangga naik ke mahkota,
terdapat beberapa kursi yang bisa dipakai beristirahat. Ada juga pedangan
minuman dan mie instant.
Tangga naik |
Di leher merpati terdapat beberapa jendela berbentuk wajik.
Dari sini, kita bisa melihat pemandangan di bawah atau mengintip bukit Punthuk
Setumbu walau yang terlihat hanya pepohonan karena posisi yang kurang tinggi.
Melalui tangga kayu lagi, saya naik ke paruh merpati. dari
paruh warna merah ini, bisa melihat pengunjung yang ada di luar gereja serta
pohon di bawah bangunan. Ternyata, pengunjung yang antre untuk naik ke mahkota
sudah banyak.
![]() |
Jendela di leher ayam |
Di Barat, terlihat Punthuk Setumbu, tempat melihat sunrise
dan kemolekan Mahkota Gereja Ayam dari kejauhan. Kondisi mahkota sudah berbeda
dengan kondisi saat Rangga dan Cinta bertemu. Mahkota sudah diberi pagar besi
sehingga mengurangi nilai artistiknya. Tapi, demi keamanan, pemagaran itu bisa
diterima akal sehat.
Karena penasaran ingin melihat Gereja Ayam dari Punthuk
Setumbu, pada Lebaran kedua, 7 Juli 2016, jam 04:00 pagi saya berangkat ke bukit
itu. Subuh sudah sampai ke lokasi.
![]() |
Ekor ayam |
Sampai di atas bukit, pengunjung sudah bejibun. Pelancong
lokal dan turis asing sudah 'menguasai' posisi depan dengan kamera
masing-masing. Harus berburu lokasi untuk mendapat tempat yang pas.
No comments:
Post a Comment