Friday 2 November 2018

De Quervain kambuh, harus operasi

Hasil Laboratorium

Karena nyeri di pergelangan tangan kanan, saya berobat ke dokter Orthopaedi & Traumatologi di RS Hasanah Graha Alfiah, Depok pada Selasa 30 Oktober 2018. Dipastikan penyakit De Quervain tendinosis saya kambuh lagi. Berhubung dokter yang menangani sebelumnya (dr Adimas) sudah resign, maka saya berobat ke dr. Endi Permana, Sp.OT. M.Biomed.

Dulu, dr Adimas memberikan suntikan kortison. Memang sembuh dan baru sakit lagi setelah 10 bulan. Kini, Endi tak mau lagi memberikan suntikan. Harus operasi. Kalau disuntik lagi uratnya bisa putus," ujarnya. Menurutnya, ini termasuk operasi ringan sehingga saya langsung meniyakan dan disepakati untuk operasi pada Sabtu, 3 November 2018.

Malam itu juga, saya harus periksa radiologi (rontgen) serta periksa laboratorium untuk diambil darahanya guna melihat hematologi, kimia, karbohidrat, dan fungsi ginjal. Hasil rontgen dan lab saya ambil Kamis, 1 November sekaligus konsultasi dengan dokter penyakit dalam, dr Dharmawan W, Sp PD.

Secara umum hasil lab bagus, kecuali Creatinine Darah (kreatinin) yang di atas normal yaitu 1,6 mg/dL. Standar normal 0,7 - 1,2. Untuk mengurangi kreatinin dokter memberi Osteocal. Tablet hisap ini masuk kategori suplemen sehingga tidak ditanggung asuransi. Harganya tidak mahal, 60 tablet sekitar Rp74.000.

Setelah mendaftar ke bagian rawat inap, operasi ini digolongkan sedang sehingga harus menginap. Diminta datang ke rumah sakit pukul 07:00 dalam kondisi puasa. Operasi akan dilakukan pukul 14.00 WIB. Soal menginap atau tidak, tergantung kondisi pasca operasi.

Bius total

Sabtu, 3 November 2018 pukul 08:00 saya sudah masuk ke ruangan. Saya sudah puasa sejak pagi hari. Terkahir minum air putih pukul 06:00. Di ruangan, saya dan kedua anak saya nonton TV. Istri saya baru datang ke RS pukul 09:30, langsung dari Halim Perdanakusumah. Harusnya dia baru pulang Minggu, tetapi dimajukan sehari.

Pukul 10:30, perawat memberi saya obat penenang Alprazolan. Menjelang jam 14:00 saya masuk ruang operasi. Berganti baju khusus operasi warna biru. Kemudian berpindah ke meja operasi. Perlatan dan perlengkapan sudah siap. Saya belum melihat dr Endi. Dokter anestasi datang dan bilang,"Kita mulai ya." Ujung jari saya dijepit sesuatu. Dan saya tak ingat apa-apa lagi.

Ketika bangun, saya sudah berada di tempat tidur. Belum ada rasa nyeri apapun. Sekitar 10-15 menit, ketika nyeri datang, perawat memindahkan saya ke ruangan. Mendengar azan, saya kira Ashar tetapi ternyata sudah magrib. Lumayan lama juga biusnya. Kemudian, diberi infus dan disuntik antibiotik dan anti nyeri melalui infus. Gak berasa sakit. Cuma lapar sehingga menghabiskan menu makanan rumah sakit yang sejatinya kurang enak.

Malam itu, saya ditemani si sulung. Pagi hari, perawat sudah memberi izin untuk pulang. Nunggu administrasi, jam 12:00 baru bisa keluar. Diberi antibiotik Anfix 200 mg (diminum 1X sehari) plus Patral (anti nyeri) yang diminum 2x sehari. Kandungan Patral hanya Tramadol 37,5 mg dan Paracetamol 325 mg).

Kamis, 8 November saya kontrol ke dokter. Perban dibuka. Ternyata lumayan besar juga. Ada 7 jahitan berbentuk L. Hanya dibersihkan, diganti perban dan diberi obat yang sama untuk 10 hari ke depan. Katanya, luka akan kering dalam 2 pekan. *


Bukan Hitam Putih

  Michelin adalah perusahaan ban asal Prancis. Ketika penjualan ban melempem, sekitar 1900-an, mereka malah menerbitkan buku panduan restor...