Jangan sekali-kali memberi nama anak Anda mirip dengan kata
trompet. Dia akan menjadi obyek, bukan subyek.
Sebagai obyek, nasibnya pasti apes. Tidak bisa bersuara
sebagaimana yang diinginkan, melainkan bersuara seperti yang diinginkan oleh
pemain trompet.
Biar tidak salah persepsi, kita sepakati dulu pengertian
trompet. Trompet adalah alat musik tiup logam. Terletak pada jajaran tertinggi
di antara tuba, eufonium, trombon, sousafon, French horn, dan Bariton.
Trompet hanya memiliki tiga tombol, dan pemain trompet harus
menyesuaikan embouchure untuk mendapatkan nada yang berbeda.
Pengertian itu menegaskan, suara trompet yang dihasilkan
tergantung pada pemain trompet dalam memainkan embouchure. Trompet sebagai
obyek, dan pemain trompet sebagai subyek.
Dalam ilmu gramatikal, subyek lebih berperan dibanding
obyek. Subyek yang berbuat, bertindak dan beraktivitas. Obyek kadang hanya
menjadi pelengkap penderita. Misal, Anton memukul kelinci. Kelincilah yang
menderita.
Dalam tataran politik, subyek juga memanfaatkan obyek untuk
mencapai tujuannya. Cukup obyek yang berteriak di jalan-jalan, demo, muncul di
koran atau televisi untuk mengatakan sesuatu. Subyek cukup bermain di balik
layar dengan memasok info penting, dan tentu logistik.
Obyek yang lebih mirip trompet politik tadi akan berdebat,
aktif di medsos, diskusi di Cikini, tampil di TV, hadir di CFD, sampai
menggelar sarasehan akbar. Apa yang dikatakan? Tergantung pada pemain trompet
dalam memainkan embouchure. Ingat, trompet hanyalah alat yang tidak memiliki
akal budi untuk mengatur nada mereka sendiri.
Nah, kalau trompet itu hanya sebuah alat maka tidak elok
kalau Anda memberi nama anak dengan kata trompet. Dikhawatirkan, anak Anda
hanya akan diperalat oleh pemain trompet untuk mencapai tujuannya. Relakah anak
Anda dijadikan tool, alat, sarana tanpa memiliki otonomi berpikir sendiri.
Dan lihatlah beberapa orang yang namanya mirip trompet
berulah seperti sebuah alat. Terus berdengung, tak peduli suaranya fals dan
memekkan telinga khalayak. (RS Citra Medika, 18 Maret 2016)
No comments:
Post a Comment