Friday 3 November 2017

Mengenal Keberagaman Melalui Lukisan

Galeri Nasional, Jakarta (Joko Harismoyo)
Melihat pameran lukisan koleksi istana kepresidenan Republik Indonesia bertajuk Senandung Ibu Pertiwi di Galeri Nasional, Jakarta Pusat menumbuhkan kesadaran akan keindahan kebinekaan.

Pameran untuk memperingati kemerdekaan Indonesia ke-72 itu diselenggarakan dari 2-30 Agustus dan dikuratori oleh Asikin Hasan, Amir Sidharta, Mikke Susanto dan Sally Texania. Pameran ini menampilkan 48 lukisan dari 41 pelukis yang dibuat antara abad 19 dan abad 20.

Lukisan Perkawinan Adat Rusia karya Konstantin S Makovsky
(Joko Harismoyo)
Sebanyak 48 lukisan itu dibagi menjadi empat bagian. Pertama, melukisan keindahan dan keberagaman alam yang terdiri dari 12 lukisan. Di antaranya karya Raden Saleh (1811-1880) berjudul Harimau Minum (1863), karya Wakidi (1889-1979) Senja di Daratan Mahat (1954), dan Basoeki Abdullah (1915-1993) dengan Pantai Flores (1942).

Bagian kedua, dinamika keseharian (11 lukisan) menggambarkan kehidupan sehari-hari petani, nelayan dan pedagang. Terdapat lukisan yang jarang diketahui publik, yaitu Penggembala Kambing (1963) karya Tino Sidin (1925-1995).

Lukisan Pantai Flores karya Basuki Abdullah (Joko Harismoyo)

Di bagian ketiga, lukisan tentang tradisi dan identitas (15 lukisan). Sebagian besar lukisan bertema kebaya. Ada Perempuan Berkebaya karya Barli Sasmitawinata dan Madonna (1955) karya Sudarso, pelukis istana di era Soekarno.

Bagian akhir bertema mitologi dan religi dari berbagai pelosok Nusantara yang yang berasal dari perpaduan agama-agama besar yaitu Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Salah satu lukisan favorit pengunjung di bagian ini adalah lukisan Basokei Abdullah berjudul Nyai Roro Kidul (1955).

Menariknya, sebelum memasuki ruang pamer, pengunjung melihat lukisan karya Konstantin S Makovsky bertajuk Pengantin Adat Rusia. Lukisan ini ditampilkan melalui LED karena tidak mungkin memamerkan lukisan aslinya. (Artikel gagal tayang meski sudah didesain akibat kesodok iklan satu halaman)

No comments:

Post a Comment

Bukan Hitam Putih

  Michelin adalah perusahaan ban asal Prancis. Ketika penjualan ban melempem, sekitar 1900-an, mereka malah menerbitkan buku panduan restor...