![]() |
Galeri Nasional, Jakarta (Joko Harismoyo) |
Melihat pameran lukisan koleksi istana kepresidenan Republik
Indonesia bertajuk Senandung Ibu Pertiwi di Galeri Nasional, Jakarta Pusat
menumbuhkan kesadaran akan keindahan kebinekaan.
Pameran untuk memperingati kemerdekaan Indonesia ke-72 itu
diselenggarakan dari 2-30 Agustus dan dikuratori oleh Asikin Hasan, Amir
Sidharta, Mikke Susanto dan Sally Texania. Pameran ini menampilkan 48 lukisan
dari 41 pelukis yang dibuat antara abad 19 dan abad 20.
![]() |
Lukisan Perkawinan Adat Rusia karya Konstantin S Makovsky (Joko Harismoyo) |
Bagian kedua, dinamika keseharian (11 lukisan) menggambarkan
kehidupan sehari-hari petani, nelayan dan pedagang. Terdapat lukisan yang
jarang diketahui publik, yaitu Penggembala Kambing (1963) karya Tino Sidin
(1925-1995).
![]() |
Lukisan Pantai Flores karya Basuki Abdullah (Joko Harismoyo) |
Di bagian ketiga, lukisan tentang tradisi dan identitas (15
lukisan). Sebagian besar lukisan bertema kebaya. Ada Perempuan Berkebaya karya
Barli Sasmitawinata dan Madonna (1955) karya Sudarso, pelukis istana di era
Soekarno.
Bagian akhir bertema mitologi dan religi dari berbagai
pelosok Nusantara yang yang berasal dari perpaduan agama-agama besar yaitu
Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Salah satu lukisan favorit pengunjung di
bagian ini adalah lukisan Basokei Abdullah berjudul Nyai Roro Kidul (1955).
No comments:
Post a Comment