![]() |
Kucing Nitama |
Jumlah penumpang kereta api Wakayama Electric Railway
Kishigawa Line, Prefektur Wakayama melonjak tajam sejak seekor kucing betina
menjabat kepala Stasiun Kishi. Pelancong pun ingin menikmati sensasi naik
kereta api bertema kucing (tama), stoberi (ichigo), dan mainan (omocha).
Saat saya tiba di Stasiun Idakiso, hari masih pagi, sekitar
pukul 08:00 waktu setempat. Memerlukan sekitar satu jam perjalanan dari bandara
internasional Kansai di Osaka menuju Stasiun Idakiso yang berjarak 43 km.
Stasiun tampak sepi. Hanya ada beberapa petugas yang bersiap
menyambut kedatangan para pelancong. Wajar karena aktivitas stasiun baru
dimulai pukul 09:00. Tak lama berselang, datang rombongan turis yang didominasi
wanita setengah baya. Dari tutur bicaranya, bisa ditebak pelancong itu berasal
dari Tiongkok.
Sebelum loket tiket dibuka, petugas memberi izin kepada saya
untuk melihat kereta yang ada di stasiun tersebut. Kesempatan itu dimanfaatkan
dengan menjelajahi gerbong, dari ruang masinis hingga ke ujung kereta.
Tiga Jenis
Sekilas, garbong kereta api tidak ada bedanya dengan gerbong
Commuter Line (CL) di Jakarta. Harap maklum, gerbong CL mayoritas juga
didatangkan dari Negeri Sakura. Meski bentuknya sama, tetapi terdapat beberapa
perbedaan karena kereta di stasiun ini berfokus melayani pelancong.
![]() |
Stasiun Kishi |
Perbedaan paling mencolok terletak pada interior gerbong.
Tidak ada iklan kopi, shampo atau film di atas kaca jendela gerbong. Perbedaan
lain adalah kursi penumpang. Walau sama-sama memanjang dan saling berhadapan,
tetapi tempat duduk kereta di Kishigawa Line lebih ekslusif.
Kursi penumpang terbuat dari kayu. Bentuk, warna dan motif
kursi berlainan. Penumpang bisa memilih kursi sesuai selera. Kendati demikian,
tema kursi kereta api sesuai dengan jenis kereta. Misalnya, kursi bertema
kucing untuk tama densha, stroberi untuk kereta stroberi (ichigo densha) dan
mainan untuk kereta api mainan (omocha densha).
Saya sempat berkeliling di tama densha, mendapati seluruh
interior kereta bertemakan kucing. Bahkan, di dalam gerbong terdapat kandang
kucing. Juga perpustakaan yang seluruh bukunya membahas soal kucing. Penumpang
boleh membaca buku tersebut. Tapi, jangan coba-coba mengambil buku itu karena
akan ketahuan petugas.
![]() |
Kereta Tama |
Di kereta api stroberi, kursi penumpang, lantai, dan meja
terbuat dari kayu. Terlihat lebih natural. Jika datang ke tempat ini pada
Februari hingga Mei, Anda bisa mengunjungi kebun stroberi di dekat Stasiun
Kishi, tempat pemberhentian terakhir ichigo densha.
Bila eksterior gerbong kereta api kucing dan stroberi
berwarna putih, omocha densha berwarna merah. Di dalam kereta terdapat berbagai
mainan, termasuk tokoh-tokoh yang ada dalam anime dan manga. Untuk membeli
mainan, tinggal menuju ke gachagacha, vending machine mainan yang ada dalam gerbong omocha densha.
Kucing
Puas melihat-lihat gerbong, saya menuju ke loket penjualan tiket
di mana di depannya terdapat kandang kucing. Di kandang itulah dulu Nitama,
kepala Stasiun Idakiso berkantor. ‘Kantor’ dari kaca itu memungkinkan
pengunjung melihat dari dekat aktivitas kucing betina tersebut. Selain menjabat
sebagai kepala stasiun Idakiso, Nitama juga menjadi asisten Tama, kepala
stasiun Kishi, sejak 5 Januari 2012.
Sementara itu, Tama diangkat sebagai kepala Stasiun Kishi
pada 5 Januari 2007. Sebagai pejabat, karir Tama melesat karena mampu
melipatgandakan jumlah pelancong asing yang berkunjung ke Wakayama. Tahun 2014,
jumlah pelancong di 14 stasiun di Kishigawa Line naik lebih dari 240%.
Apa pekerjaan Tama sebagai kepala stasiun? Cukup duduk manis
di kandang. Tidak boleh marah dan panik saat jumlah pengunjung stasiun
berlimpah dan berebut menonton sambil memotret. Bersedia memakai topi yang
menunjukkan dirinya adalah kepala stasiun.
![]() |
Bagian dalam kereta Tama |
Tama meninggal 22 Juni 2015 pada usia 16 tahun (setara
dengan manusia usia 80 tahun) setelah menderita sakit jantung. Karena berjasa
besar mendatangkan pelancong ke Prefektur Wakayama, pemakaman Tama dilakukan
secara meriah dengan adat Shinto pada 28 Juni 2015. Tama juga diangkat sebagai
dewi.
Posisinya digantikan oleh Nitama. Penunjukan Nitama menjadi
kepala stasiun melalui seleksi ketat, termasuk perilakunya. Misal, tak boleh
marah dengan pengunjung dan bersedia memakai topi sebagai simbol kepala
stasiun.
Tama adalah kucing pertama di dunia yang menjadi kepala
stasiun. Menurut cerita, di tempat itu dulu bermukim seorang pecinta binatang.
Saat rumahnya digusur dan dijadikan stasiun kereta, dia meminta kucingnya
diberi pekerjaan agar hidup kucing-kucing itu terjamin. Permintaan itu
disetujui oleh Wakayama Electric Railway, operator kereta api di jalur
tersebut.
Tama Museum
Panjang rel Kishigawa Line adalah 14,3 km, memanjang dari
Stasiun Wakayama hingga Stasiun Kishi. Karena Saya berangkat dari Stasiun
Idakiso menuju Stasiun Kishi maka waktu yang diperlukan hanya 15 menit,
melewati Stasiun Sando, Stasiun Oikeyuen, Stasiun Nishiyamaguchi, serta Stasiun
Kanroji.
Tiba di Stasiun Kishi, mentari bersinar cerah. Langit tampak
biru. Di sisi kiri terdapat Tama Cafe, sedang di sebelah kanan ada toko
suvenir. Tama cafe menyediakan kopi, jus buah, dan cemilan lokal. Untuk mengusir
dingin, kopi panas menjadi pilihan terbaik. Toko suvenir menyediakan berbagai
buah tangan khas Kishi, seperti gantungan kunci, buku, pensil, dan pulpen yang
bertemakan kucing.
Secangkir kopi membuat tubuh terasa hangat. Saya keluar dari
stasiun untuk melihat bangunan yang katanya mirip kucing. Dari jarak 30 meter,
tampak nyata bangunan itu bagai seekor kucing. Di samping kanan dan kiri
tulisan TAMA terdapat telinga, sedang di bawah tulisan nama stasiun tersebut
adalah mata.
Di antara dua mata terdapat hidung kucing, yang sejatinya
adalah kanopi. Di bawah kanopi itu adalah mulut kucing atau pintu keluar masuk
Stasiun Kishi. Di stasiun ini Tama berkarir sampai ajal menjemputnya. Nitama,
yang sebelumnya berkantor di Stasiun Idakiso, kini menjadi pejabat baru di
stasiun ini.
No comments:
Post a Comment