Wednesday 4 May 2016

Perbedaan Barang Hilang di Jepang dan Jakarta

Kokusaidori, Okinawa (Joko Harismoyo)
Pertengahan April 2016 saya dan tiga wartawan asal Indonesia berangkat ke Prefektur Okinawa, bagian paling selatan dari Jepang, untuk meliput Okinawa International Movie Festival (OIMF).

Rombongan kami bukan hanya wartawan, tetapi juga artis dari Yoshimoto Indonesia, beberapa di antaranya adalah artis Jepang yang berkiprah di Indonesia atau sebaliknya artis Indonesia yang akan diorbitkan di Jepang.

Salah satu rombongan kami adalah idol grup ABC (A Better Chance) di mana empat personelnya adalah mantan anggota girl band Cherrybelle yakni Cherly, Gigi, Ryn dan Steffy. Satu personel lain adalah Amor Mico.

Sebagaimana ABG lain, ABC selalu berfoto ria dan merekam setiap kegiatannya. Termasuk saat kami transit di bandara Narita, Tokyo. Menjelang keberangkatan ke Naha, Okinawa yang memerlukan 2,5 jam penerbangan lagi, anggota ABC tetap asyik berfoto.

Setelah pesawat Boeng merapat, kami naik ke bus menuju ke pesawat. Di atas bus, salah satu personel ABC gusar karena kamera mirrorless miliknya (kalau tidak salah Cannon EOS M3) tak ada di dalam tas. Kemungkinan tertinggal di ruang tunggu. Salah satu dari rombongan kami segera menghubungi petugas. Tak lama kemudian, petugas mengantar kamera tersebut. Tak jadi hilang tuh kamera!

Pengalaman barang hilang berikutnya terjadi di Kokusaidori, jalan sepanjang 2 km di Kota Naha yang menjadi pusat belanja para pelancong. Salah seorang rekan kami, wartawan sebuah televisi, ketinggalan HP di toko bebas pajak (duty free). Kami mencoba menelepon HP tersebut dan mengirim pesan WA. Nada bunyi masih terdengar, tetapi taka da jawaban.

Di tengah frustasi, teman itu meminta bantuan sekuriti toko tersebut. Petugas mengumamkan barang hilang itu melalui HT. Hanya selang beberapa menit, petugas toko membawa HP yang dimaksud. Dengan memperlihatkan passport dan tanda tangan di sebuah form, HP kembali ke pemiliknya. Dan, penemu HP itu tak mau menerima uang tips dari teman kami. Tak jadi hilang tuh HP!

Seorang manajer artis, yang turut dalam rombongan kami, malah menceritakan kalau anak asuhnya (artisnya) pernah ketinggalan dompet di salah satu toko di Kokusaidori. Dan tahun berikutnya ketika kembali mengunjungi daerah ini, dia mampir ke toko tersebut. Dan dompet itu masih ditemukan!
Bandara Soeta

Rombongan kami tiba di bandara Soekarno Hatta, Tangerang tengah malam. Kami berpencar. Dua wartawan masih di Soeta ketika saya dan wartawan satunya sudah naik kendaraan menuju rumah. Di pintu tol Pancoran, saya menerima pesan WA yang mengatakan HP wartawan media digital (detik.com) hilang. Tertinggal saat ke toilet di bandara. Saya segera menelepon HP yang hilang itu. Masih aktif, tetapi tidak ada jawaban.

Dengan bantuan HP rekan, wartawan detik.com itu melacak melalui menu Find My iPhone. HP masih di sekitar lokasi TKP, hanya 100 meter. Untuk mencegah konflik, dia mengajak petugas kemananan, mendatangi lokasi iPhone di parkiran mobil. Karena datang dengan petugas, pemegang HP yang sudah berada di atas mobil itu langsung memberikan iPhone yang dipegangnya. Tidak jadi hilang tuh HP!


HP hilang sama-sama ketemu. Bedanya, di Jepang kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk mendapatkan barang tersebut. Prosesnya pencarian pun lebih mudah. Di Jakarta, petugas keamanan meminta uang tips karena berhasil menemukan iPhone. Yah, daripada kehilangan HP mending mengeluarkan uang rokok meski sang teman itu merogoh dompetnya dengan menggurut panjang. Anjrittttt !!!! (*)

No comments:

Post a Comment

Bukan Hitam Putih

  Michelin adalah perusahaan ban asal Prancis. Ketika penjualan ban melempem, sekitar 1900-an, mereka malah menerbitkan buku panduan restor...