Monday 1 February 2016

Selamat jalan Kiki….!

Mendengar kabar meninggalnya Rizky Sulistyowati, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang teseret air bah Sungai Cigunung, Sukabumi, Jawa Barat, membuat saya tersentak.

Kabar tersebut baru saya dengar Minggu (31/1/2016) pagi, dari anak sulung saya yang ikut menunggui datangnya jasad Rizky ke rumah duka. Rizky sendiri terseret air bah saat selfie di Bendungan Irigasi Cijambu, Kampung Liungtutut, Desa Sukasari, Kecamatan Cisaat bersama empat rekan sesama mahasiswa UNJ yang istirahat di sela-sela kegiatan KKN. Tiga mahasiswa, Haikal, Idris dan Ratih selamat, tetapi nyawa Rizky dan Marsya Suka Anissa tak tertolong.

"Korban pertama yakni Marsya jasadnya ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian sekiar pukul 18.00 WIB dan jasad Rizky ditemukan sekitar tiga kilometer dari tempat kejadian musibah sekitar pukul 20.09 WIB," kata Waka Polsek Cisaat, AKP Kuslin B Burhadi di Sukabumi, Sabtu (30/1) malam.

Saya tersentak mendengar kabar itu karena sebagai tetangga dekat, saya tahu bagaimana perjuangan ayah Rizky, Suroto, berjuang menyelamatkan anaknya ketika Rizky terserang radang paru-paru.
Saat menderita radang paru-paru, tubuh Rizky yang kurus itu bertambah kurus. Berbulan-bulan dia dirawat di RSUD Cibinong, Bogor sehingga harus mengambil cuti kuliah.

Setelah sembuh, Suroto memindahkan kost Rizky ke tempat yang lebih baik. "Kamar dia gak kena sinar matahari," ujarnya suatu ketika.

Bukan itu saja, Suroto juga rajin membawa Rizky berobat jalan dan memantau anaknya agar mengikuti saran dokter dengan meminum obat setiap hari, tanpa terlupa sekali pun, selama berbulan-bulan.

Dan ketika kesehatan Rizky membaik yang ditandai dengan makin berisinya tubuh Rizky, Allah berkehendak lain. Mengambil Rizky dari pelukan orang tuanya.

Dalam perjalanan membeli perlengkapan untuk pemakaman, beberapa tetangga mengungkapkan firasat yang diterima ibunya Rizky. Selama KKN, Rizky sulit duhubungi. SMS dan WA dari ibunya jarang dijawab. Ini bukan tabiat Rizky yang sesungguhnya.

Ketika ditelepon ibunya, Rizky hanya menjawab, "Ibu tenang aja. Kalau ada apa-apa Rizky akan di antar pulang oleh kampus."

Firasat lain dirasakan oleh remaja seusianya. Rizky yang menjadi bendahara arisan di Kampung Kebonduren, Desa Kalimulya, Depok, Jawa Barat justru tidak mau ikut arisan karena mulai Februari dirinya sibuk dengan kegiatan kampus.

Sedianya, sehabis KKN, Suroto akan membawa Rizky ke rumah sakit untuk menjalani operasi guna menyembuhkan tadang paru-paru yang dideritanya. Namun, Allah berkehendak lain. Mengambil Rizky sebelum beroperasi.

Selamat jalan Kiki, sapaan sehari-hari Rizky. Semoga orangtua Kiki diberi ketabahan dan kesabaran. Aamiin YRA. *










































No comments:

Post a Comment

Bukan Hitam Putih

  Michelin adalah perusahaan ban asal Prancis. Ketika penjualan ban melempem, sekitar 1900-an, mereka malah menerbitkan buku panduan restor...