![]() |
Pulau Lengkuas |
Cuaca hari itu kurang bersahabat. Dari pagi hingga siang,
hujan plus angin mengguyur Belitung. Ombak nan tinggi membuat kami tidak bisa
menyeberang ke Pulau Lengkuas di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung,
Provinsi Bangka Belitung. Kami hanya memandang keangkuhan menara peninggalan
Belanda itu dari kejauhan.
Perjalanan menuju Mercusuar |
Menunggu hujan reda, kami menyeruput kopi hitam dan
menghabiskan dua ikat rambutan. Pak Rusdi dan crew menyiapkan beras dan bahan
makanan yang akan dimasak untuk santap siang tetamu di Pulau Kepayang nanti.
"Ke Belitung paling bagus bulan April hingga
September," jelas si guide. Saat itu, ombak tenang sehingga kita bisa
mengunjungi semua pulau yang ada, termasuk Pulau Pasir. Kalau musim hujan
seperti ini, Pulau Pasir tenggelam. Saya berkunjung ke Belitung pada 18-20
Desember 2015.
Akhirnya kami berempat naik ke perahu motor, didampingi 1
guide dan 2 crew kapal. Ombak masih cukup besar. Hanya memerlukan waktu 20
menit untuk merapat di tepi pulau.
Pemandangan indah sudah terlihat dari pinggir pulau. Pantai
dengan taburan batu-batu granit nan besar dengan air jernih. Kami membayangkan,
pemandangan jauh lebih memesona jika kami datang saat kemarau. Karena ombak
besar, mimpi untuk snorkeling sudah kami hapus sejak kemarin.
Kami
menuju mercusuar yang dibangun pada 1882 oleh Chance Brothers & Co di
dekat kota Birmingham. Sebelum masuk, penjaga mercusuar meminta kami untuk
membersihkan kaki dengan potongan busa. Maksudnya, agar pasir-pasir yang
menempel di kaki kita tidak terbawa masuk ke mercusuar.
Mercusuar |
Ketika kami datang, mercusuar ini baru saja direhab. bau cat
masih menyengat. Besi yang sebelumnya berkarat menjadi kinclong. Akibatnya,
lantai menjadi lebih licin karena bercampur air hujan yang menerobos dari
jendela.
Posisi jendela pandang di tiap lantai berselang-seling.
Misal, lantai 1 jendelanya menghadap ke arah timur dan utara, lantai 2
jendelanya menghadap ke barat dan selatan. Dan pada lantai 3, jendelanya
kembali menghadap kearah timur dan utara, begitu seterusnya.
Bangunan mercusuar semakin ke atas semakin kecil. Jumlah
anak tangga pada lantai dasar adalah 18. Lantai 1-10 masing-masing memiliki 17
anak tangga, sedangkan lantai 11-13 memiliki 16 anak tangga. Lantai 14-16
memiliki 15 anak tangga, lantai 17 memiliki 13 anak tangga, dan lantai 18
(lantai teratas) memiliki 8 anak tangga. Total memiliki 313 anak tangga.
Anak tangga |
Hari itu kami adalah pengunjung pertama yang naik mercusuar.
Guide yang sudah 3 tahun tak pernah naik menara setinggi 65 meter itu, akhirnya
ikut naik. Dia ingin melihat hasil renovasi mercusuar yang berfungsi
membantu navigasi kapal-kapal untuk keluar masuk Tanjung Binga.
Bangunan tinggi, licin akibat air hujan, plus tangga yang
makin menyempit membuat kami harus istirahat di lantai 10. Mengambil nafas
beberapa menit sebelum melanjutkan perjalanan yang cukup melelahkan itu. Kami
sempat mengambil pemandangan pantai dari lantai ini.
Perlahan-lahan sampailah kami di lantai tertinggi, lantai
18. Terbayarkan sudah kelelahan kami. Dari lantai ini kami bisa mengeksplor
pemandangan dengan kamera ala kadarnya, kamera HP plus action camera karena
kamera DSLR kami tertinggal di mobil yang diparkir di bandara Soekarno Hatta,
Tangerang. (*)
Ruang di Mercusuar |
Jendela untuk melihat pemandangan |
Pemandangan dari atas Mercusuar |
Bagian atas menara |